Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Saturday, August 21, 2010

Lailatul Qadar menanti......




Syaikh Salim Bin Ied Al Hilaly dan Syaikh Ali Bin Hasan Bin Ali Bin Abdul Hamid

Keutamaannya sangat besar, karana malam ini menyaksikan turunnya Al Quran Al Karim yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan mengangkatnya ke darajat yang mulia dan abadi. Ummat Islam yang mengikuti sunnah Rasulnya tidak memasang tanda-tanda tertentu dan tidak pula menancapkan anak-anak panah untuk memperingati malam ini malam Lailatul Qodar, akan tetapi mereka bangun di malam harinya dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah.

Inilah wahai saudaraku muslim, ayat-ayat Qur’aniyah dan hadits-hadits Nabawiyyah yang shahih yang menjelaskan tentang malam tersebut.

1. Keutamaan Malam Lailatul Qadar

Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadar dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan, Allah berfirman

[1] Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. [2] Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? [3] Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. [4] Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. [5] Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. [QS Al Qadar: 1 - 5]


Dan pada malam itu dijelaskan segala urusan nan penuh hikmah,

[3]Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. [4] Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, [5] (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, [6] sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [QS Ad Dukhoon: 3 - 6]


2. Waktunya

Diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa malam tersebut terjadi pada malam tanggal 21, 23, 25, 27, 29 dan akhir malam bulan Ramadhan. (Pendapat-pendapat yang ada dalam masalah ini berbeda-beda, Imam Al Iraqi telah mengarang satu risalah khusus diberi judul Syarh Shadr bidzkri Lailatul Qadar, membawakan perkatan para ulama dalam masalah ini, lihatlah).

Imam Syafi’i berkata, "Menurut pemahamanku, wallahu a’lam, Nabi SAW menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau, "Apakah kami mencarinya di malam hari?", beliau menjawab, "Carilah di malam tersebut.". (Sebagaimana dinukil al Baghawi dalam Syarhus Sunnah 6/388).

Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadr itu pada malam terakhir bulan Ramadhan, berdasarkan hadits ‘Aisyah radiyallahu ‘anha, dia berkata: Rasulullah SAW beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda, (yang artinya) "Carilah malam Lailatur Qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR Bukhari 4/255 dan Muslim 1169)


Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat Ibnu Umar (dia berkata): Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), "Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya." (HR Bukhari 4/221 dan Muslim 1165).


Ini menafsirkan sabdanya (yang artinya), "Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, maka barangsiapa ingin mencarinya, carilah pada tujuh hari yang terakhir." (Lihat maraji’ diatas).

Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para sahabat. Dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu, ia berkata Rasulullah SAW keluar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdebat, beliau bersabda, "Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Laitul Qadar, tetapi fulan dan fulan (dua orang) berdebat hingga diangkat tidak bisa lagi diketahui kapan lailatul qadar terjadi), semoga ini lebih baik bagi kalian, maka carilah pada malam 29, 27, 25 (dan dalam riwayat lain: tujuh, sembilan, lima)." (HR Bukhari 4/232).


Telah banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa malam Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir, yang lainnya menegaskan di malam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum, sedang hadits kedua adalah khusus, maka riwayat yang khusus lebih diutamakan daripada yang umum, dan telah banyak hadits yang lebih menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan, tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah, tidak ada masalah. Maka dengan ini, cocoklah hadits-hadits tersebut, tidak saling bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisahkan.


Kesimpulannya, jika seseorang muslim mencari malam Lailatul Qadar, carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir, 21, 23, 25, 27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari ppada sepuluh hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25, 27 dan 29. Wallahu a’lam.


Paling benarnya pendapat lailatul qadr adalah pada tanggal ganjil 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan, yang menunjukkan hal ini adalah hadits Aisyah, ia berkata: Adalah Rasulullah beri’tikaf pada 10 terakhir pada bulan Ramadhan dan berkata, "Selidikilah malam lailatul qadr pada tanggal ganjil 10 terakhir bulan Ramadhan."


3. Bagaimana Mencari Malam Lailatul Qadar


Sesungguhnya malam yang diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu, melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh karana itu, dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahalaNya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari 4/217 dan Muslim 759).


Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), "Barangsiapa berdiri (Solat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR Bukhari 4/217 dan Muslim 759)


Disunnahkan untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari sayyidah ‘Aisyah RA, (dia) berkata, "Aku bertanya, Ya Rasulullah SAW, apa pendapatmu jika aku tahu jika malam Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan?" Beliau menjawab, "Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii. Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku." (HR Tirmidzi (3760), Ibnu Majah (3850), dari Aisyah, sanadnya shahih. Lihat syarahnya Bughyatul Insan fi Wadhaifi Ramadhan, halaman 55-57, karya ibnu Rajab al Hanbali).


Saudaraku -semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu untuk mentaatiNya - engkau telah mengetahui bagaimana keadaan malam Lailatul Qadar (dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan sholat) pada sepuluh malam hari terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita, perintahkan kepada istrimu dan keluargamu untuk itu dan perbanyaklah amalan ketaatan.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, "Adalah Rasulullah SAW apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencangkan kainnya (menjauhi wanita yaitu istri-istrinya karana ibadah, menyingsingkan badan untuk mencari Lailatul Qadar), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya." (HR Bukhari 4/233 dan Muslim 1174).

Juga dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, (dia berkata), "Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir), yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya." (HR Muslim 1174).


4. Tanda-tandanya


Ketahuilah hamba yang taat -mudah-mudahan Allah menguatkanmu dengan ruh dariNya dan membantu dengan pertolonganNya- sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan paginya malam Lailatul Qadar agar seorang muslim mengetahuinya.


Dari Ubay radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), "Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tanpa sinar menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi." (HR Muslim 762).


Dari Abu Hurairah, ia berkata: Kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah SAW beliau bersabda (yang artinya), "Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan, seperti syiqi jafnah." (HR Muslim 1170. Perkataannya "Syiqi Jafnah", syiq artinya setengah, jafnah artinya bejana. Al Qadli ‘Iyadh berkata, "Dalam hadits ini ada isyarat bahwa malam Lailatul Qadar hanya terjadi di akhir bulan, karana bulan tidak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di akhir-akhir bulan.")


Dan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, " Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan." (HR Thayalisi (349), Ibnu Khuzaimah (3/231), Bazzar (1/486), sanadnya hasan).


Thursday, August 19, 2010

Metro 19 Ogos 2010: Mayat ditemui celah plastik



MELAKA: Polis menahan reman seorang pesakit wanita dan pasangannya bagi membantu siasatan berhubung kes pembuangan mayat seorang bayi lelaki berusia kira-kira lima bulan di kawasan Hospital Melaka (HM), awal pagi kelmarin.


KEJAM...mayat bayi ditemui dalam longgokan sampah di kawasan hospital. Ketua Jabatan Siasatan Jenayah negeri, Asisten Komisioner Mohd Adnan Abdullah, berkata gadis berusia 20-an ditahan di wad hospital, manakala teman lelakinya juga berusia 20-an ditangkap di Batu Berendam, di sini.

Menurutnya, sebelum itu, seorang Pegawai Perubatan hospital berkenaan membuat laporan berhubung seorang pesakitnya yang juga pelajar institut pengajian tinggi (IPT) sedang dirawat di wad kecemasan didapati mempunyai tanda-tanda baru melahirkan anak. Katanya, susulan laporan itu, pihaknya melakukan siasatan dari segenap aspek ke atas pesakit itu dan dia mengakui melahirkan bayi di dalam tandas di HM dan kemudian membuangnya di dalam tong sampah di wad kecemasan hospital itu.

“Siasatan juga menunjukkan bayi yang dipercayai dibuang itu sudah diambil tanpa disedari pihak bertanggungjawab menguruskan sampah. Kami percaya sampah itu kemudiannya dibuang ke dalam tong sampah besar juga di kawasan hospital. “Berikutan itu, kami melakukan pemeriksaan rapi dengan bantuan anggota forensik beberapa jam di sebuah tong sampah besar berkenaan, namun sehingga petang semalam (kelmarin) belum menjumpai mayat bayi itu,” katanya.

Click Here Difahamkan, anggota forensik sekali lagi melakukan pemeriksaan menyeluruh di sebuah lagi tong sampah di situ sebelum berjaya menemui mayat bayi kira-kira jam 1.50 tengah hari dalam keadaan amat menyayatkan hati di celah puluhan plastik sampah. Mayat bayi terbabit kemudian dihantar ke Jabatan Perubatan Forensik dan Bilik Mayat HM untuk bedah siasat.

Sementara itu, Mohd Adnan berkata, pihaknya masih menunggu laporan bedah siasat sebelum memberikan ulasan lanjut berhubung identiti mayat bayi terbabit termasuk sama ada meninggal dunia ketika dilahirkan atau sebaliknya. Katanya, kedua-dua pasangan berkenaan kini direman sehingga Sabtu ini bagi membantu siasatan mengikut Seksyen 318 Kanun Keseksaan iaitu menyembunyikan kelahiran dengan jalan membuang mayat secara sulit.


Ya Allah....... Tanda-tanda Akhir Zaman Di Hadapan Mata Kami.......


DARIPADA Huzaifah, katanya: "Diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada kami dua hadis; salah satu daripadanya sudah saya lihat kenyataannya; dan sekarang saya sedang menunggu kenyataan hadis kedua.

"Hadis pertama, bahawa amanah itu turun lalu masuk ke lubuk hati orang, kemudian turun al-Quran lalu menjadi pedomannya, demikian pula sunah Rasulullah SAW.

"Hadis kedua, mengenai pencabutan amanah. Kata Rasulullah SAW: Seseorang tidur sekejap lalu dicabut amanah daripada hatinya dan tinggallah bekasnya seperti titik yang kecil; kemudian ia tidur pula lalu dicabut lagi sisa amanah itu dan hanya tinggal seperti bengkak kecil di telapak tangan yang timbul selepas mengerjakan sesuatu dengan memakai kapak atau sebagai bengkak di kaki kerana memijak bara, isinya hanya sedikit cairan.

Pada masa itu kelak hampir saja tidak ada lagi amanah dalam masyarakat sehingga dikatakan: Oh, di sana ada orang yang amanah; kata orang kepadanya; alangkah sabarnya, alangkah baiknya, alangkah cerdiknya; tetapi sebenarnya batin orang itu kosong keimanan.


"Kata Huzaifah: Pada masa silam, zaman kejujuran itu sudahku alami, sehingga saya biasa berniaga dengan siapa pun; jika dengan orang Muslim ia jujur kerana agamanya, jika dengan orang Nasrani atau Yahudi maka kejujuran itu ada di tangan atasannya.

" Adapun zaman sekarang, aku tidak mahu lagi berniaga kecuali dengan si Anu dan si Anu (kerana amanah)." (Hadis riwayat Muslim)

Dunia hari ini sering digemparkan dengan berita mengenai pecah amanah di sana sini. Bapa merogol anak, bayi baru lahir dibuang, warga tua diragut, kanak-kanak didera dan pelbagai lagi kejadian yang menyentuh hati serta membangkitkan kemarahan banyak pihak.

Semuanya berpunca daripada hilangnya sifat amanah dari jiwa manusia. Sesungguhnya pada akhir zaman ini amat sukar mencari orang yang amanah sedangkan apa juga perkara dan tindakan diambil perlukan sifat amanah.

Seorang bapa yang khianat tidak akan menjaga anak yang menjadi amanah Allah kepadanya bahkan diperkosa anaknya sendiri atau dia berzina dengan wanita lain. Begitu juga dengan kerajaan yang dipimpin oleh penguasa yang tidak amanah sudah pasti suatu hari nanti umat akan hancur.

Fakir yang sombong juga tidak akan sudi menerima bantuan dan perhatian orang lain sedangkan ia sangat memerlukannya.

Kesudahannya hidupnya tidak akan berubah sampai bila-bila hinggakan kefakiran itu membawanya kepada kekufuran. Hakikatnya janganlah kita mengkhianati amanah sedangkan kita mengetahuinya. Balasannya di hari akhirat kelak amat dahsyat menunggu kita. - Allahu Haq-



Wednesday, August 18, 2010

Orang-orang yang Didoakan oleh Malaikat


Allah SWT berfirman, “Sebenarnya (malaikat -- malaikat itu) adalah hamba -- hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah -- perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak memberikan syafa’at melainkan kepada orang -- orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati -- hati karena takut kepada-Nya” (QS Al Anbiyaa’ 26-28)

Inilah orang -- orang yang didoakan oleh para malaikat :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci. Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci’” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang duduk menunggu shalat. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’” (Shahih Muslim no. 469)

3. Orang -- orang yang berada di shaf bagian depan di dalam shalat. Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang -- orang) yang berada pada shaf -- shaf terdepan” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang -- orang yang menyambung shaf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalm shaf). Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang -- orang yang menyambung shaf -- shaf” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu” (Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia’” (Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang -- orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal.

Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku ?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’” (Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’” (Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang -- orang yang berinfak. Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’” (Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang makan sahur. Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang -- orang yang makan sahur” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang menjenguk orang sakit. Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh” (Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”)

12. Seseorang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Friday, August 6, 2010

Nasihat Ramadhan.........



Bulan Ramadhan bulan bertuah
Bulan ibadah bulan mujahadah
Bulan rahmat bulan maqfirah

Bulan al quran dan lailatulqadar


Besar ramadhan dgn puasa

Diwaktu malamnya tambahkan ibadah

Bacalah al quran bykkanlah sedekah

Tarawih kerjakanlah walaupun sunnat


Pelihara mata jagalah telinga

Kawalah lidah dari yangg sia-sia

Fikirkanlah yg mendatangkan faedah

Hubungkan hatimu dgn Allah


Zikir selawat doa panjatkan
Pahala ramadhan diganda-gandakan

Jangan lupakan jangan lalaikan

Ramadhan tiba setahun sekali

Bulan ramadhan bayarlah fitrah
Untuk membersihkan hati dan diri

Sebagai bantuan kepada yang susah

Agar mereka gembira dihari raya


Allahu ya Allah

Kepada Mu kami beriman

Kerana Mu kami berpuasa

Di bulan ini bulan yang mulia


Kami mohon rahmat ya Allah
Ke ampunan Mu wahai Tuhan


Banyakkan iktikaf disepuluh hari terakhir
Lailatulqadar berlaku dimalam itu

Kitakan mendapat pahala yg besar

Seperti beribadah seribu bulan

[ LOVE GOD ] Allahu Haq :)